Internasional

Arab Saudi Hapus Gambaran Negatif tentang tanah Israel dari Kurikulum Sekolahnya

31
×

Arab Saudi Hapus Gambaran Negatif tentang tanah Israel dari Kurikulum Sekolahnya

Sebarkan artikel ini
Arab Saudi Hapus Gambaran Negatif tentang tanah tanah Israel dari Kurikulum Sekolahnya

TEL AVIV – Sebuah studi terhadap buku pelajaran sekolah di dalam Arab Saudi menemukan peningkatan kemajuan di penggambaran negeri Israel juga Zionisme oleh kerajaan tersebut.

Buku pelajaran untuk tahun ajaran 2023-2024 tak lagi mengajarkan bahwa Zionisme adalah pergerakan rasis Eropa, lalu tiada lagi menyangkal sejarah diperkenalkan Yahudi ke wilayah tersebut. Demikian penelitian yang dimaksud diterbitkan organisasi nirlaba IMPACT-se, yang mana memantau kurikulum institusi belajar pada negara-negara Timur Tengah kemudian Afrika Utara.

“Ini adalah langkah kecil yang mana menunjukkan pembaharuan narasi terhadap Israel, lalu menunjukkan lebih lanjut banyak toleransi serta keterbukaan,” kata Nimrod Goren, yang tersebut mengepalai Mitvim—Institut Kebijakan Luar Negeri Israel—, terhadap The Times of Israel, Selasa (4/6/2024).

Penunjukan negara Israel sebagai “negara musuh” sudah dihapuskan, namun referensi terhadap “pendudukan Israel” masih dapat ditemukan, lalu kurikulumnya masih menggarisbawahi komitmen Arab Saudi terhadap perjuangan Palestina.

Laporan penelitian itu menyoroti nama “Israel” masih tidak ada muncul di peta, namun nama “Palestina”—yang sebelumnya mencakup seluruh wilayah Israel—, pada masa kini telah lama dihapus.

“Ini menunjukkan bahwa apabila Saudi menuju normalisasi, merek melakukan semuanya sejalan dengan model UEA [Uni Emirat Arab] kemudian Bahrain,” kata Goren, merujuk pada hubungan diplomatik yang mana dibangun dengan kedua kerajaan Teluk yang disebutkan pada kerangkaKesepakatan Abraham pada tahun 2020.

Bertujuan untuk ‘Perdamaian Hangat’ dengan Saudi

Hubungan dengan UEA serta Bahrain telah terjadi diterjemahkan ke di kerja serupa budaya serta kontak antar-masyarakat, yang disebut “perdamaian hangat”, berbeda dengan “perdamaian dingin” yang digunakan terjadi dalam Yordania kemudian Mesir, dua negara dalam mana opini umum sangat bermusuhan terhadap Israel.

Menurut Goren, “pembukaan” bertahap Arab Saudi dimulai sekitar satu dekade lalu.

“Prosesnya mirip dengan apa yang dimaksud direalisasikan UEA kemudian Bahrain pada dekade sebelum Kesepakatan Abraham, sebuah langkah yang sangat lambat juga bertahap yang tersebut mencerminkan toleransi dan juga normalisasi keterlibatan, menjadikannya lebih lanjut rutin di persepsi publik,” katanya.

Artikel ini disadur dari Arab Saudi Hapus Gambaran Negatif tentang Israel dari Kurikulum Sekolahnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *