Ekonomi Bisnis

Sempat Terpuruk, Penjual Kue dan juga Baju Hal ini Bisa Terwujud Berkat Holding UMi

35
×

Sempat Terpuruk, Penjual Kue dan juga Baju Hal ini Bisa Terwujud Berkat Holding UMi

Sebarkan artikel ini
Sempat Terpuruk, Penjual Kue serta juga Baju Hal ini Bisa Berhasil Berkat Holding UMi

Jakarta – Tak ada usaha yang sanggup berjalan mulus tanpa adanya hambatan. Hal inilah yang dialami oleh Neneng Kurniasih, si penjual kue dan juga baju di wilayah Rindam, Pasar Rebo, Ibukota Indonesia Timur. Usaha yang tersebut dirintis sempat limbung akibat pandemi Covid-19.

Mulanya, Neneng mengawali perniagaan dengan berjualan kue kering. Seiring dengan terkumpulnya keuntungan, ia kemudian memutar modalnya dengan menambah barang usaha, yaitu berjualan baju secara kredit.

“Awalnya saya memulai bidang usaha berjualan kue kering pada 2012. Kue yang dimaksud saya jual dengan sistem pre-order. Dari usaha jualan kue kering itu, terkumpul modal usaha baru, kemudian saya manfaatkan untuk berjualan baju secara kredit ke orang-orang. Namun, bisnis saya sempat anjlok akibat pandemi Covid-19,” ungkap Neneng disitir Selasa (25/6/2024).

Setelah tak berjualan lama oleh sebab itu pandemi penyebaran virus Corona lalu minimnya modal untuk memulai usaha lagi, Neneng kemudian dikenalkan dengan kegiatan Membina Perekonomian Keluarga Sejahtera (Mekaar) dari PT PNM oleh salah satu temannya. Layanan ini merupakan pinjaman modal untuk perempuan prasejahtera pelaku UMKM yang mana diresmikan sejak 2015.

“Saya kemudian mencoba pinjam modal ke PNM Mekaar sekitar tahun 2021-2022. Saya dapat pinjaman sekitar Simbol Rupiah 6 juta. Modal yang dimaksud saya manfaatkan untuk menjalankan bisnis jualan baju, akibat pikir saya ketika itu makanan sudah ada banyak pesaingnya. Namun, setelahnya usaha jualan baju itu membuahkan keuntungan, saya akhirnya juga memanfaatkan pinjaman yang disebutkan sebagai modal untuk berjualan kue kering lagi,” imbuh Neneng.

Lewat barang usaha bernama ‘Nastar Jadoel Emak Nye Ociit’, Neneng mengaku berbagai menerima pesanan kue kering. Kukis yang mana dijual bermacam-macam. Nastar pada kemasan toples 500 gram dijual seharga Simbol Rupiah 60 ribu, sagu keju Rupiah 55 ribu, putih salju Simbol Rupiah 60 ribu, kemudian ada biji ketapang Simbol Rupiah 40 ribu di kemasan 600 gram. Neneng juga jual peyek kemasan toples 5 liter seharga Rupiah 40 ribu.

Menariknya, Neneng juga menerima pesanan dimsum. Biasanya, yang mana arahan adalah peserta didik dari kampus sekitar tempat usahanya di Ibukota Timur. Semua makanan biasanya dipesan lebih banyak dulu oleh pembeli lewat WhatsApp.

Sementara untuk baju, Neneng mengaku dagangannya cepat laku. Ia biasanya mengambil pakaian dari bursa atau toko yang digunakan lebih banyak besar, kemudian memasarkannya ke orang-orang dengan sistem kredit tempo sebulan saja. Apalagi Neneng juga tak mengambil keuntungan yang terlalu besar dari jualan baju ini, sehingga banyak pendatang yang mana tertarik beli baju ke dia. Berkat pinjaman modal dari PNM Mekaar, omzet perniagaan Neneng pun saat ini meningkat.

“Setelah bergabung dengan PNM Mekaar, saya tak belaka mendapatkan pinjaman modal usaha, tetapi jadi kenal dengan anggota PNM Mekaar lainnya. Lewat kelompok atau komunitas seperti ini, saya jadi mampu memperluas pemasaran dan juga menghasilkan pembeli saya jadi bertambah. Bahkan, banyak juga ibu-ibu anggota PNM Mekaar yang dimaksud mengambil bagian memesan kue kering hingga baju ke saya. Dengan pendapatan yang digunakan semakin meningkat, pada saat ini saya mampu meraih hasil penjualan bisnis di dalam berhadapan dengan Rp5 jt per bulannya,” tambahnya.

Neneng pun merasa bersyukur, dikarenakan berkat modal pinjaman dari PNM Mekaar ia bisa jadi kembali menjalankan bidang usaha dengan lebih banyak baik. Hal itu bahkan diakui Neneng sangat berdampak pada perekonomian keluarganya. Salah satunya, ia bisa saja menyekolahkan anaknya tanpa kendala biaya mirip sekali.

Pada kesempatan terpisah, Direktur Bisnis Mikro BRI, mengungkapkan, komitmen BRI, PNM, kemudian Pegadaian di mengembangkan perekonomian ke tingkat grassroot melalui Holding Ultra Mikro (UMi) bermetamorfosis menjadi contoh nyata bahwa metamorfosis ekonomi sejati dimulai dari bawah. Dengan terus memberdayakan pelaku usaha mikro, dia tidak hanya saja berubah jadi agen perkembangan dunia usaha lokal, tetapi juga turut juga pada pengerjaan perekonomian nasional secara menyeluruh.

Sejak dibentuk pada September 2021 lalu, total kredit yang digunakan disalurkan untuk pelaku usaha mikro dan juga ultra mikro per Kuartal I-2024 mencapai Simbol Rupiah 622,6 triliun. Jumlah yang dimaksud kurang lebih tinggi sudah menyentuh 47,6% dari total pembiayaan BRI dengan jumlah keseluruhan klien 36,8 juta.

“Bahwa untuk pemberdayaan itu ternyata tiada cukup dikasih kredit. Yang paling penting itu dua hal ternyata, dikasih kredit lalu didampingi, dan juga yang tersebut kedua dia juga harus diajari menabung,” pungkasnya.

Artikel Selanjutnya Kenalkan Kelawi, Juara Desa BRILiaN Hijau Berkat Inovasi Berkelanjutan

Artikel ini disadur dari Sempat Terpuruk, Penjual Kue dan Baju Ini Bisa Sukses Berkat Holding UMi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *