Lifestyle

Bukan Hanya Copet, Pusat Kota dalam Eropa Ini adalah juga Rawan Penipuan terhadap Turis

30
×

Bukan Hanya Copet, Pusat Kota dalam Eropa Ini adalah juga Rawan Penipuan terhadap Turis

Sebarkan artikel ini

Jakarta – Spanyol lalu Prancis bermetamorfosis menjadi salah satu tujuan wisata yang tersebut populer ke Eropa. Beberapa tempat dalam kedua negara ini terkenal dengan copet. Kini tidak hanya sekali copet, tempat-tempat wisata pada sana juga berubah menjadi sarang penggelapan yang mana menyasar wisatawan. 

Tahun lalu, data yang mana dikumpulkan oleh Quotezone.co.uk menemukan bahwa Spanyol adalah salah satu tujuan terburuk kecurangan turis, dengan dengan Perancis. Penelitian ini menemukan bahwa penyalahgunaan ini biasanya terbentuk dalam area dengan tak lama kemudian lintas pejalan kaki yang tinggi, seperti landmark dan juga objek wisata populer. Para penipu lalu pencopet itu terorganisasi dengan baik sehingga sulit ditangkap. 

Namun, wisatawan permanen bisa jadi mengelak penipuan dengan memperhatikan tanda-tanda yang muncul. 

Menurut salah satu pakar perjalanan, Jason Higgs, Senior Deals Strategist pada Bountii, ada beberapa bendera merah yang mana harus diwaspadai ketika berada dalam tempat-tempat itu. Menurut dia, penipuan turis kerap kali muncul dalam bar, restoran, kafe, dan juga toko dalam area sibuk.

Tanda Bahaya Penipuan ke Tempat Wisata Eropa

Salah satu tanda utama penyalahgunaan di tempat wisata dalam Eropa adalah cara tenaga pelanggan mendekati pelanggan.

“Salah satu tanda-tanda jebakan turis adalah bertemunya tenaga transaksi jual beli agresif yang tersebut menerapkan taktik tekanan tinggi untuk membujuk wisatawan agar melakukan pembelian. Baik itu menawarkan suvenir, tur, atau layanan lainnya, para penjual ini kerap kali menyasar wisatawan di kawasan sibuk serta resor,” kata Higgs, seperti dilansir dari Express.co.uk. 

Dia memberi peringatan bahwa jebakan turis rutin kali menggunakan taktik memaksa untuk melakukan pembelian yang tersebut tak merek inginkan.

“Dari menciptakan rasa urgensi hingga menggunakan teknik perdagangan manipulatif, taktik ini bertujuan untuk mengeksploitasi kerentanan pengunjung dan juga memaksimalkan keuntungan bagi vendor,” katanya.

Pastikan Harga Tercantum ke Daftar Menu

Pakar juga menyarankan untuk menjamin ada nilai tukar yang mana tertera pada menu restoran juga toko. Jika ada barang yang mana tak ditetapkan harganya, maka ada risiko membayar jarak jauh tambahan mahal daripada nilai barang tersebut.

“Vendor mungkin saja tak menampilkan nilai tukar secara mencolok atau kemungkinan besar memberikan informasi yang digunakan menyesatkan tentang biaya barang atau jasa,” katanya.

Katie, salah seseorang ekspatriat kemudian travel influencer yang dimaksud tinggal di Spanyol, mengutarakan bahwa penipuan restoran cukup umum terjadi. Dia mengaku paling banyak meninjau pembohongan ini terjadi ke Madrid.

“Di Madrid, semua restoran diwajibkan untuk menampilkan semua biaya ke menu tetapi beberapa restoran akan mencantumkan menu spesial sehari-hari ke papan tulis lalu tamu tak akan mengetahui harganya. Lalu, pelanggan akan memesannya lalu harganya akan jarak jauh lebih banyak mahal daripada yang dimaksud lainnya,” ujar Katie.

Jika tak yakin dengan harga jual atau ada yang digunakan tak beres, percayalah pada naluri. “Jangan takut untuk menjauh dari penjual agresif atau perusahaan yang mana kurang transparan harga, lantaran lebih tinggi baik berhati-hati daripada menyesali pembelian impulsif pada kemudian hari,” kata dia. 

Artikel ini disadur dari Bukan Hanya Copet, Kota di Eropa Ini juga Rawan Penipuan terhadap Turis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *