Jakarta – Puncak Widosari serta kebun teh Tritis di dalam Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, dapat berubah jadi pilihan tempat untuk dikunjungi selama liburan ini. Di di tempat ini wisatawan sanggup menikmati indahnya alam dari ketinggian.
Puncak Widosari di dalam wilayah Ngargosari, Kecamatan Samigaluh, berada sekitar 44 kilometer dari Yogyakarta International Airport. Untuk menuju ke sana, pelancong mampu menggunakan mobil pribadi atau menyewa dengan ongkos sekitar Rp350.000 per mobil.
Apabila kendaraan pribadi tak memungkinkan digunakan untuk melalui jalan menanjak, biro layanan perjalanan menyarankan pelancong menyewa mobil khusus yang digunakan aman dikendarai melintasi jalanan yang dimaksud berkelok kemudian menanjak menuju ke tempat wisata alam tersebut.
Tiket untuk memasuki area ini Rp6.000 per orang. Tiket ini bisa jadi dibeli di dalam tempat pelayanan yang terintegrasi dengan toilet, musala, dan juga warung.
Untuk mencapai berhadapan dengan bukit, pengunjung harus menyiapkan tenaga untuk menaiki 216 anak tangga. Jalur pendakian sudah ada tertata rapi juga diberi pagar pembatas di kedua sisi sehingga aman untuk dilalui. Sesampainya ke atas, rasa lelah mendaki ke puncak akan terbayar dengan menyaksikan pemandangan perbukitan hijau. Angin sepoi-sepoi yang tersebut berembus menambah ketenangan.
Menurut pemandu wisata Puncak Widosari Heri, Puncak Widosari semula bernama Widowati, seperti nama selir penguasa Gunung Merapi yang tersebut ditempatkan di dalam Gunung Menoreh bagian utara. Namun, setelah Ngargosari berubah jadi satu kelurahan dengan Ngaliyan, wilayah puncak bukit ini disebut Puncak Widosari.
Di Puncak Widosari, ada batu besar yang digunakan jikalau dilihat dari barat tampak seperti wajah manusia lengkap dengan siluet mata, hidung, dan juga mulut, serta flora hijau di puncak bukit terlihat seperti rambutnya.
Pemetik teh memperlihatkan cara memetik daun teh dalam Kebun Teh Tritis, Kulon Progo, DI Yogyakarta. (ANTARA/Fitra Ashari)
Memetik Teh ke Kebun Tritis
Di kawasan ini tidak ada hanya sekali ada Puncak Widosari. Sekitar dua kilometer dari sana, ada Kebun Teh Tritis. Kebun teh pada desa wisata Nglinggo ini menawarkan pemandangan kebun teh lalu kesempatan memetik daun teh sama-sama para pemetik teh.
Mbah Pur, orang pemetik daun teh di Kebun Teh Tritis, mengajarkan cara memilih daun yang tersebut bisa saja dijadikan teh serta cara memetiknya terhadap pengunjung kebun teh. Pengunjung juga sanggup menggunakan keranjang lalu memakai caping untuk merasakan pengalaman menjadi pemetik daun teh.
Mbah Pur pada sehari sanggup mengakumulasi satu sampai tiga kilogram daun teh di satu sesi pemetikan. Daun teh yang mana telah dipetik selanjutnya akan disangrai menggunakan kuali ke tungku kayu bakar. Butuh waktu sangrai sekitar tujuh jam sampai daun teh itu kering.
Mbah Pur juga jual teh kering di kemasan. Dia menawarkan teh buatannya terhadap pengunjung Kebun Teh Tritis dengan nilai tukar Rp12 ribu per bungkus. Warga sekitar Kebun Teh Tritis biasa menikmati teh sama-sama potongan gula jawa, menggigit potongan gula tak lama kemudian menyeruput seduhan teh yang mana terasa sepat.
Mbah Pur juga memetik daun teh yang tersebut masih kuncup, yang tersebut biasa disebut teh putih. Satu bungkus teh putih seberat 30 gram dijual dengan biaya Rp100 ribu. Harga teh putih lebih banyak mahal akibat pemetikan daunnya harus dikerjakan pada waktu matahari belum terbit. Selain itu, teh putih diyakini mendatangkan faedah baik untuk kesehatan.
Kulon Progo juga menawarkan panorama indah Sawah Aking ke area Pengasih.
Pemandangan persawahan dengan sistem terasiring bisa saja disaksikan sambil menikmati semilir angin dan juga santap siang atau hidangan sore di dalam wilayah itu.
ANTARA
Artikel ini disadur dari Melihat Keindahan Kulon Progo dari Ketinggian Puncak Widosari dan Kebun Teh Tritis
