Internasional

Ketegangan di Laut China Selatan Memanas, Sentimen Anti-China Bertambah dalam Filipina

20
×

Ketegangan di Laut China Selatan Memanas, Sentimen Anti-China Bertambah dalam Filipina

Sebarkan artikel ini
Ketegangan dalam Laut China Selatan Memanas, Sentimen Anti-China Bertambah di Filipina

MANILA – Ketegangan terkait sengketa wilayah Laut China Selatan antara Beijing juga Manila semakin memanas. Kondisi itu mengambil bagian mengakibatkan meningkatnya sentimen anti-China ke Filipina.

Komunitas etnis China atau Tionghoa yang dimaksud tinggal ke Filipina mulai dilanda ketakutan. Mereka cemas mampu berubah menjadi sasaran kemarahan masyarakat pribumi, walau kewarganegaraan merek pun sebenarnya Filipina, tidak China.

Kekhawatiran merek berubah menjadi semakin kuat, khususnya sejak ketegangan perihal sengketa Second Thomas Shoal dalam Laut China Selatan.

Menurut laporan South China Morning Post (SCMP) serta The Hong Kong Post pada Kamis (4/7/2024), meningkatnya sentimen anti-China juga telah dilakukan membuat gelombang Sinofobia yang pada waktu ini terlihat menyebar ke komunitas etnis Tionghoa lokal dalam Filipina.

Filipina adalah rumah bagi 1,2 jt etnis Tionghoa yang tersebut banyak dikenal sebagai Tsinoy. Dari total populasi etnis Tionghoa di negara Asia Tenggara tersebut, 93 persen di dalam antaranya menelusuri akar mereka itu ke provinsi Fujian dalam China.

Kehadiran mereka di dalam Filipina telah terjadi ada sejak tambahan dari 300 tahun lalu, dan juga merek berkontribusi pada masuknya pengaruh China ke di budaya arus utama Filipina.

Meski demikian, atmosfer ketegangan antara China juga Filipina ketika ini telah lama menguatkan sentimen negatif di dalam kalangan warga Filipina terhadap etnis Tionghoa yang mana dipandang tidaklah loyal secara urusan politik kemudian asing secara budaya, menurut laporan SCMP yang berbasis ke Hong Kong.

Namun, yang digunakan sangat mencolok dari etnis Tionghoa pada Filipina adalah dia pekerja keras, sukses secara finansial, kemudian makmur. Pada tahun 2021, Daftar Orang Terkaya Global—yang disusun grup riset Hurun Report yang digunakan berbasis dalam London—menunjukkan bahwa dari 20 miliarder pada Filipina, sembilan dalam antaranya atau sekitar 45 persen adalah etnis Tionghoa.

Bentrokan ke Laut China Selatan

Para etnis Tionghoa ini menempati tempat sentral di perdagangan serta pertanian komersial ke tingkat provinsi kemudian lokal Filipina. Mereka juga mendominasi bumi korporat. Mereka sudah membantu mendirikan sekolah serta yayasan amal, dan juga merancang Pecinan tertua pada dunia; Binondo, sejak didirikan tahun 1594.

Artikel ini disadur dari Ketegangan di Laut China Selatan Memanas, Sentimen Anti-China Meningkat di Filipina

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *