Ekonomi Bisnis

IHSG diprediksi menguat di sedang ‘wait and see’ data kenaikan harga Negeri Paman Sam

19
×

IHSG diprediksi menguat di sedang ‘wait and see’ data kenaikan harga Negeri Paman Sam

Sebarkan artikel ini
IHSG diprediksi menguat ke sedang ‘wait and see’ data kenaikan tarif Negeri Paman Sam

Hari ini IHSG memiliki kemungkinan mencoba break resistance di level 7.270 dengan target dekat ke 7.320

Jakarta –

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Negara Indonesia (BEI) pada Rabu, diperkirakan berpindah menguat terbatas dalam berada dalam pelaku lingkungan ekonomi bersikap wait and see terhadap data kenaikan harga Amerika Serikat (AS).

IHSG dibuka menguat 13,39 poin atau 0,18 persen ke kedudukan 7.283,18. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Angka LQ45 naik 2,91 poin atau 0,32 persen ke sikap 912,32.

"Hari ini IHSG berkemungkinan mencoba break resistance dalam level 7.270 dengan target dekat pada 7.320. Akan tetapi, apabila gagal break 7.270 peluang koreksi sedikit sebab masih mengawaitu data pemuaian Negeri Paman Sam pada pekan ini. Level support IHSG di dalam 7.220 sampai 7.250, sedangkan level resist berada ke level 7.270 sampai 7.320," ujar Head of Retail Research Analyst BNI Sekuritas Fanny Suherman dalam Jakarta, Rabu.

Dari mancanegara, Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengemukakan bahwa mempertahankan suku bunga yang tersebut besar terlalu lama dapat membahayakan pertumbuhan kegiatan ekonomi lebih tinggi lanjut, tampaknya mengisyaratkan bahwa bank sentral sedang mempertimbangkan untuk mengambil sikap pelonggaran kebijakan.

Jerome Powell akan melanjutkan kesaksiannya pada pekan ini ke hadapan Kongres pada Rabu (10/07), sebelum Komite Jasa Keuangan DPR.

Pernyataan Jerome Powell muncul mendekati data kenaikan harga penting yang akan dirilis pada akhir pekan ini, yang digunakan mana IHK Juni akan dirilis pada Kamis (11/07) juga Ukuran Harga Produsen pada hari terakhir pekan (12/07).

Bursa saham pada kawasan Asia serta Pasifik menghijau pada perdagangan Selasa (09/07), yang dimaksud mengikuti Wall Street yang mencetak rekor tertinggi sepanjang masa.

Hyundai mencapai kesepakatan upah sementara dengan serikat pekerjanya, menjaga dari aksi mogok, yang mana saham Hyundai turun 3 persen, indeks Hang Seng Hong Kong ditutup flat.

Menteri Industri kemudian Teknologi Turki Mehmet Fatih Kacir mengatakan, raksasa kendaraan listrik China BYD akan menginvestasikan senilai 1 miliar dolar Negeri Paman Sam ke Turki untuk membuka pabrik dengan kapasitas tahunan 150.000 kendaraan.

Pada pekan lalu, Uni Eropa telah dilakukan meninggikan tarif untuk kendaraan listrik yang digunakan diimpor dari China. S&P/ASX 200 Australia naik 0,86 persen, sentimen konsumen negara itu pada bulan Juli mencapai minus 1,1 persen dibandingkan 1,7 persen pada bulan sebelumnya.

Pelaku pangsa bursa Asia akan mencermati data kepercayaan perusahaan Australia yang akan dirilis hari ini. Selain itu, juga menunggu rilis IHK Negeri Paman Sam pada Kamis (11/07) lalu data kenaikan harga China pada Rabu (10/07).

Sementara itu, bursa saham Amerika Serikat (AS), dua indeks Wall Street, indeks S&P 500 juga Nasdaq, mencatatkan rekor tertinggi lagi pada Selasa (09/07). Ukuran S&P 500 naik tipis 0,07 persen berubah menjadi 5.576,98, indeks Nasdaq Composite juga meningkat 0,14 persen berubah menjadi 18.429,29. Sedangkan Dow Jones Industrial Average turun 0,13 persen bermetamorfosis menjadi 39.291,97.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Nikkei menguat 62,19 poin atau 0,15 persen ke 41.642,39, indeks Hang Seng menguat 123,26 poin atau 0,70 persen ke 17.646,50, indeks Shanghai melemah 10,41 poin atau 0,35 persen ke 2.948,95, serta indeks Straits Times menguat 17,87 poin atau 0,52 persen ke 3.443,96.

Artikel ini disadur dari IHSG diprediksi menguat di tengah ‘wait and see’ data inflasi AS

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *