NEW YORK – Badai dahsyat yang digunakan menerjang New York, Amerika Serikat (AS), telah terjadi menjatuhkan pesawat pengebom nuklir B-52 dari platformnya pada Pangkalan Angkatan Udara Bebas Griffiss.
Badai yang mana muncul pada hari Selasa itu juga merobek atap gereja abad ke-19, menewaskan manusia pria yang mengundurkan diri dari untuk memeriksa mobil antiknya.
Gubernur New York Kathy Hochul pada hari Rabu meninjau kecacatan lalu mengumumkan keadaan darurat untuk seluruh negara bagian,—yang masih berlaku dengan angin merobohkan lalu hujan lebat diperkirakan akan berjalan pada banyak wilayah New York pada Rabu malam.
Salah satu tempat yang tersebut paling terkena dampaknya adalah Mohawk Valley.
Hochul, di konferensi pers, menyatakan badai yang dimaksud sudah pernah menghancurkan empat bangunan juga menyebabkan kecacatan struktural besar pada 22 bangunan lainnya.
Menurutnya, badai itu begitu dahsyat sehingga menjatuhkan pesawat pengebom B-52 seberat 185.000 pon (83.000 kg) dari platformnya pada Pangkalan Angkatan Lingkungan Griffiss. Pesawat itu mampu menyebabkan bom nuklir.
“Anda bukan dapat membayangkan dampak mengawasi dari langit betapa besarnya kehancuran yang dimaksud terjadi. Ketika Anda mengamati seluruh petak pohon tumbang seperti tusuk gigi, juga kemudian rumah-rumah—atapnya hilang,” kata Hochul, seperti dikutipkan Reuters, Kamis (18/7/2024).
Dia berbicara pada depan Gereja St Mary, yang mana dibangun pada tahun 1862 menurut website gereja, dengan sebagian besar atapnya terkoyak oleh badai.
Setidaknya tiga badai lainnya dilaporkan muncul ke dekat Hamilton County serta Warren County, menurut ahli meteorologi NBC5. Layanan Cuaca Nasional belum memastikannya sebagai tornado.
Artikel ini disadur dari Badai Dahsyat Jatuhkan Pesawat Pengebom Nuklir B-52 AS
