JAKARTA – Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Nusantara (BP2MI), Benny Rhamdani membuka Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Rancangan Awal Rencana Krusial (Renstra) BP2MI Tahun 2025-2029 ke Bogor, Selasa 21 Mei 2024. Benny mengingatkan kontestan agar menggunakan mistar ukur yang dimaksud dapat mengukur juga menawan garis yang mana saling menghubungkan secara tepat.
Di antaranya dimensi perencanaan, penyelenggaraan kegiatan kegiatan, keinginan anggaran, kemudian output yang tersebut diyakini mampu menjawab target jangka pendek, jangka menengah, serta jangka panjang. Benny juga menyampaikan pentingnya FGD juga harus menggali dan juga menyelaraskan tema-tema besar yang tersebut diperjuangkan BP2MI selama ini.
Dia berharap diagnosis hambatan direalisasikan secara selektif oleh semua pihak yang mana terlibat pada memberi formula pada penyusunan Renstra.
“Selamat berdiskusi, berbasis pada data-data yang digunakan kita miliki, identifikasi berhadapan dengan setiap kendala yang tersebut dihadapi sekaligus potensi, juga analisis kritis yang tersebut akan saling diuji di diskusi. Saya berharap FGD Penyusunan Renstra BP2MI Tahun 2025-2029 ini berubah menjadi titik tolak bagi BP2MI untuk tambahan mengalami kemajuan drastis,” ujar Benny, Rabu (22/5/2024).
Dia juga meminta agar penyamaan persepsi diwujudkan secara efektif. Tak belaka itu, FGD harus melahirkan output bagi implementasi inisiatif BP2MI pada waktu ini juga pada tahun-tahun mendatang. Dari aspek materi Benny meminta-minta agar difokuskan agar melahirkan keselarasan antar program.
Pertama telah lama dilaksanakannya kick off meeting yang digunakan dilanjutkan dengan workshop Pemantapan Kerangka kerja Penyusunan Rencana Penting BP2MI Tahun 2025-2029. Kemudahan FGD sebagai aktivitas lanjut dari kegiatan tersebut.
“Kita akan bersama-sama berdiskusi untuk menganalisa data capaian kinerja BP2MI Tahun 2020-2024,” papar Benny.
Selain itu, Benny memaparkan tentang peta jalan yang dimaksud bersifat strategis serta harus dikerjakan BP2MI agar bukan melahirkan kontradiksi antara satu acara dengan kegiatan lainnya. Dia mengajukan permohonan agar proyek konstruksi dari perencanaan acara dikaji secara matang.
“Intinya peta strategis harus disusun menggunakan mistar ukur yang mana mampu mengukur lalu menyita perhatian garis yang digunakan saling menghubungkan secara tepat antara dimensi perencanaan, pelaksanaan acara kegiatan, keperluan anggaran, kemudian output yang mampu menjawab target secara universal,” pungkas Benny.
Artikel ini disadur dari Buka FGD Penyusunan Renstra BP2MI 2025-2029, Benny Rhamdani: Gunakan Mistar Ukur yang Tepat
