Berita

Otonomi Khusus Dinilai Bawa Kemajuan bagi Perempuan

40
×

Otonomi Khusus Dinilai Bawa Kemajuan bagi Perempuan

Sebarkan artikel ini
Otonomi Khusus Dinilai Bawa Kemajuan bagi Perempuan

JAKARTA – Otonomi khusus (Otsus) yang tersebut dilaksanakan pemerintah dinilai memberikan beberapa orang kemajuan, salah satunya bagi kaum perempuan. Hal ini dikatakan akademisi Universitas Cenderawasih (Uncen), Jayapura, Papua, Daniel Wamsiwor.

Daniel menyoroti peran perempuan Papua yang mengalami kemajuan di era otsus. “Sebelum otsus, perempuan di Papua dianggap sebagai kaum lemah lalu terpinggirkan pada beraneka hal,” kata Daniel Womsiwor, Rabu (22/5/2024).

Menurut Wamsiwor, perempuan Papua berada pada kesetaraan gender. Atau pada istilah tempat bahasa Biak disebut komnis. Di mana kaum perempuan semakin dipandang setara atau mirip dengan kaum laki-laki. Tanpa diskriminasi berdasarkan identitas gender.

“Perempuan sejatinya secara kodrat tercipta oleh Tuhan sebagai penolong laki-laki tidak pembantu. Dan konsep kesetaraan gender mulai menggema pada waktu berjalannya otsus. Yang kemudian muncullah perempuan-perempuan tangguh yang tersebut mengambil bagian berperan di menjalankan otsus ke tanah Papua,” ujarnya.

Di kesempatan lain, Kepala Area Pengarusutamaan Gender Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, serta Keluarga Berencana Papua, Adeltje Pekade membeberkan langkah juga upaya pihaknya mengarusutamakan kesetaraan gender.

Menurut Adeltje, pihaknya menekankan penguatan pada aspek sosialisasi juga advokasi. Dua langkah ini menurutnya, harus terus digalakkan agar perempuan ke tanah Papua semakin berbagai yang digunakan berkiprah di beraneka sektor.

“Untuk pemberdayaan perempuan, kami terus memberikan dukungan, advokasi, komunikasi Informasi, kemudian edukasi melalui kelompok atau organisasi setempat,” ucap Adeltje.

Misalnya dalam bidang kebijakan pemerintah hukum dan juga ekonomi, Adeltje mengemukakan, setiap tahunnya, sama-sama instansi terkait menjalankan acara penguatan perempuan untuk terus mewujudkan kesetaraan gender dalam Papua.

Namun Adeltje menyebut, terdapat kendala pada menjalankan programnya itu. Terutama permasalahan koordinasi antar instansi yang dimaksud terus-menerus harus ditingkatkan.

Tujuannya adalah, agar semua pihak miliki komitmen yang digunakan sejenis demi memberi kesempatan bagi perempuan Papua berkiprah pada segala bidang.

Adeltje menilai, pemerintah telah mengapresiasi luar biasa bagi perempuan-perempuan Papua berkiprah juga menempati sikap strategis. Hal itu dapat membantu menyuarakan aspirasi kaum perempuan.

“Jadi, kami berharap akan ada lagi perempuan-perempuan Papua lainnya berkiprah agar dapat menyuarakan aspirasi perempuan sehingga sanggup memberikan informasi ke bervariasi pihak bagaimana kondisi perempuan lalu anak juga bisa saja berubah menjadi kebijakan ke depan,” tutupnya.

Artikel ini disadur dari Otonomi Khusus Dinilai Bawa Kemajuan bagi Perempuan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *