Ekonomi Bisnis

Fakta-fakta Proyek Pabrik Baterai Listrik di Karawang

20
×

Fakta-fakta Proyek Pabrik Baterai Listrik di Karawang

Sebarkan artikel ini

Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan proyek pabrik elemen penyimpan daya listrik pada Karawang Jawa Barat pada Rabu, 3 Juli 2024.

Proyek ini menggandeng aliansi perusahaan Korea Selatan yakni Hyundai kemudian LG yang mana membentuk PT Hyundai LG Industry (HLI) Green Power. Jokowi mengatakan pabrik akumulator mobil listrik yang dimaksud sebagai pabrik terbesar ke Asia Tenggara.

Jokowi: Indonesia siap berubah jadi pemain global di dalam bidang kendaraan listrik

Jokowi optimistis dengan prospek pabrik sel mobil listrik tersebut. Dia bahkan menyampaikan Indonesia siap berubah menjadi pemain global di dalam bidang kendaraan listrik.

“Kita bisa saja bermetamorfosis menjadi masuk di dalam supply chain global. Golnya ke sana, tidak ada hanya saja urusan hilir baterai, tetapi juga untuk barang-barang lainnya agar kita mampu memproduksi setengah jadi minimal, atau barang jadi seperti yang mana sekarang kita lihat,” kata Jokowi usai peresmian PT HLI Green Power.

Jokowi menambahkan, perkembangan PT HLI Green Power juga akan diimbangi dengan konstruksi sistem ekologi mulai dari raw material, smelter, hingga prekursor, sebelum masuk produksi ke EV baterai

Anggaran yang mana digelontorkan

Menteri Pengembangan Usaha Bahlil Lahadalia mengungkapkan pembangunan ekonomi pabrik akumulator mobil listrik terintegrasi itu mencapai US$ 9,8 miliar. Jika mengacu pada kurs Rp16.379 per dolar, nomor yang dimaksud setara kurang tambahan Rp160 triliun.

Namun hitungan yang disebutkan belum diantaranya pembangunan ekonomi Hyundai untuk mobil. “Kalau diakumulasi, US$ 11 sampai US$ 12 miliar. Ini adalah adalah penanaman modal terbesar satu biosfer di Indonesia, biosfer akumulator sampai mobilnya,” kata Bahlil pada acara peresmian pabrik HLI Green Power Karawang, Rabu, 3 Juli 2024, yang tersebut disiarkan melalui kanal YouTube Kementerian Investasi.

Targetkan produksi kendaraan listrik 600 ribu unit pada 2030

Lebih lanjut, Menteri Koordinator Lingkup Kemaritiman dan juga Penanaman Modal Luhut Binsar Pandjaitan mengemukakan pabrik elemen penyimpan daya listrik dalam Karawang itu merupakan visi yang dimaksud menjadi kenyataan. Ia menafsirkan hal itu sebagai bukti komitmen Negara Indonesia terhadap inovasi, pengelolaan lingkungan, penciptaan lapangan kerja, dan juga pertumbuhan ekonomi.

“Ini tonggak penting pada perjalanan Tanah Air menuju penyelenggaraan berkelanjutan,” kata Luhut.

Menurut dia, pembangunan ekosistem sel lalu bidang kendaraan listrik juga akan menempatkan Indonesia sebagai pemimpin di dalam Kawasan Asia Tenggara. Selain itu, kata dia, berubah menjadi upaya untuk menghurangi emisi karbon juga meningkatkan kualitas hidup warga.

Dengan diresmikannya lingkungan kendaraan listrik ini, ia optimistis target produksi 600 ribu unit kendaraan listrik pada 2030 sanggup tercapai. Ia juga yakin produksi yang disebutkan bisa saja mengempiskan emisi hingga 160 ribu ton per tahun.

“Ini mengempiskan impor BBM 45 jt liter per tahun, juga penghematan subsisi BBM yang dimaksud mencapai Rp131 miliar per tahun,” kata dia.

PT HLI Green Power dibangun pada dua fase. Pembangunan fase pertama ini menelan pembangunan ekonomi senilai Dolar Amerika 1,1 miliar atau Rp16,28 triliun, dengan kapasitas produksi sebesar 10 GWh. Produksi komersial dimulai pada April 2024.

Untuk fase kedua, tahap proses pembuatan dimulai pada Januari 2024. Produksi komersial akan dimulai pada Maret 2025 dengan kapasitas produksi sebesar 20 GWh. Skor pembangunan ekonomi yang digunakan ditanamkan pada fase dua sebesar Dolar Amerika 2 miliar atau Rp29,60 triliun.

Artikel ini disadur dari Fakta-fakta Proyek Pabrik Baterai Listrik di Karawang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *