Berita

Stunting Cuma Turun 0,1 Persen, Legislator PKS Prihatin

29
×

Stunting Cuma Turun 0,1 Persen, Legislator PKS Prihatin

Sebarkan artikel ini
Stunting Cuma Turun 0,1 Persen, Legislator PKS Prihatin

JAKARTA – Legislator dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kurniasih Mufidayati merespons pernyataan Menteri Kesejahteraan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin yang mengatakan nomor prevalensi stunting cuma 0,1 persen dari 21,6 persen pada 2022 menjadi 21,5 persen pada 2023. Kurniasih prihatin masih kecilnya penurunan hitungan prevalensi stunting.

Kendati demikian, ia menuturkan bahwa masih ada waktu semua pihak untuk bekerja keras menurunkan nomor stunting sesuai target dalam 14 persen. Dia melanjutkan, asalkan semua pihak melakukan evaluasi kegiatan serta bekerja keras demi mencapai target.

Wakil Ketua Komisi IX DPR ini mengingatkan bahwa target utama prevalensi stunting yang tersebut dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2024 adalah 14 persen. Kurniasih berpendapat, idealnya guna mencapai target tersebut, setiap tahun hitungan prevalensi stunting bisa jadi turun 3,5 persen setiap tahun.

Dia pun menyoroti bertambahnya anggaran penurunan stunting yang digunakan dibebankan ke 17 kementerian/lembaga dan juga juga oleh pemerintah tempat ternyata bukan ekuivalen dengan capaian penurunan stunting 2022-2023. Padahal, pandemi penyebaran virus Corona juga telah bisa jadi dilewati kemudian fokus kegiatan penurunan stunting sanggup dikebut.

“Penurunan stunting ternyata bukan dibarengi dengan keseriusan pencegahan stunting sejak dini. Penurunan yang mana belaka 0,1 persen itu disebabkan nomor penurunan stunting 1,2 jt khalayak sementara yang bertambah juga 1,2 juta, cuma selisih banyak ribu. Artinya nomor penurunan bukan dibarengi dengan pencegahan sehingga bilangan bulat kenaikannya juga tinggi,” kata Kurniasih di keterangannya, Hari Jumat (10/5/2024).

Sekadar informasi, pada 2022 telah terjadi dialokasikan dana sebesar Rp44,8 triliun, terdiri dari alokasi yang tersebut masuk ke 17 kementerian/lembaga lalu pemerintah wilayah di antaranya melalui DAK Fisik serta DAK nonfisik. Sementara alokasi anggaran stunting pada 2023 sebesar 46,56 triliun untuk kementerian/lembaga, DAK Fisik serta DAK nonfisik.

“Maka penting dievaluasi sebab acara penurunan stunting ini melibatkan banyak kementerian/lembaga juga pemerintah wilayah sehingga ini kerja besar kita sama-sama di antaranya dengan kita ke DPR,” ujar Kurniasih, anggota DPR Dapil DKI DKI Jakarta II ini.

Lebih lanjut ia menuturkan, pada waktu ini Pemerintahan Joko Widodo – Ma’ruf Amin efektif berjalan hingga Oktober 2024. Sedangkan target prevalensi stunting 14 persen belum tercapai. Dirinya berharap dalam sisa waktu ini ada keseriusan lebih tinggi untuk menggenjot penurunan hitungan stunting secara nasional.

“Kita percaya untuk mewujudkan generasi Indonesi Emas harus dimulai dari bebasnya anak-anak dari stunting, harapannya kegiatan ini bisa saja dievaluasi dengan semangat yang digunakan mirip di dalam pemerintahan selanjutnya yakni menurunkan nomor stunting anak-anak Negara Indonesia serendah mungkin saja agar kita dapat berdaya saing dari sisi kualitas SDM,” pungkasnya.

Diketahui, Menkes Budi Gunadi Sadikin mengumumkan bilangan bulat prevalensi stunting cuma 0,1 persen dari 21,6 persen pada 2022 menjadi 21,5 persen pada 2023. Salah satu kendala penurunan stunting yang mana masih kecil itu kata Menkes lantaran belum ditemukan model implementasi yang mana sesuai dari program-program yang digunakan telah lama dilaksanakan.

Artikel ini disadur dari Stunting Cuma Turun 0,1 Persen, Legislator PKS Prihatin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *