Kesehatan

Mengenal penyakit arteri perifer dan juga factor risikonya

24
×

Mengenal penyakit arteri perifer dan juga factor risikonya

Sebarkan artikel ini
Mengenal penyakit arteri perifer dan juga juga factor risikonya

DKI Jakarta –

Banyak yang mana tak mengetahui bahwa penyakit jantung juga stroke juga dapat memengaruhi fungsi pembuluh darah lainnya yang tersebut dapat menyebabkan penyakit arteri perifer.
 
Dokter spesialis bedah vaskular juga endovaskular Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dr. Ihza Fachriza Sp.B Subs.BVE (K) memaparkan perifer di bahasa kedokteran berarti ujung atau tepi yang dimaksud tugasnya mengalirkan oksigen juga nutrisi ke organ lain seperti leher ke otak, ginjal, usus, lalu kaki. Saraf ini berada di luar pembuluh darah utama yaitu jantung.
 
“Perifer adalah pembuluh darah yang digunakan menyebabkan nutrisi menjadi yang tersebut jadi suplai hidup dari organ tersebut. Kalau ada gangguan jiwa pada arteri, suplai darah oksigen lalu nutrisi ke organ yang dimaksud akan terganggu, prinsipnya serupa dengan jantung atau stroke,” kata Ihza pada diskusi daring yang mana disertai di dalam Jakarta, Rabu.
 
Penyakit arteri perifer yang mana terdapat masalah pada pembuluh darah dalam leher akan menyebabkan arteri karotis yang digunakan berujung stroke. Namun sumbatan pembuluh darah seperti dalam usus serta lantai ginjal rutin kali bukan menyebabkan gejala sehingga bukan disadari masyarakat. Yang paling umum adalah arteri perifer yang mana menyerang kaki akibat gejalanya kaki akan menghitam lalu pegal-pegal.

 

Dokter lulusan Universitas Nusantara ini mengutarakan arteri perifer yang tersebut menyerang kaki biasanya akan menyebabkan pegal-pegal yang mana terkadang hilang timbul. Hal ini justru yang tersebut harus menjadi perhatian dikarenakan artinya suplai darah yang dimaksud mengandung oksigen dan juga nutrisi tersumbat sehingga kaki terasa nyeri dan juga bukan sanggup berjalan terpencil atau olahraga.
 
Ihza menyatakan penyakit arteri perifer bisa saja disebabkan sebab degeneratif atau usia yang mana semakin tua menciptakan fungsi tubuh tiada seoptimal pada waktu muda, dan juga jenis kelamin pria juga tambahan sejumlah menderita arteri perifer dikarenakan gaya hidup merokok juga pola makan yang digunakan tidak ada sehat.
 
“Banyak pasien perokok lama, hipertensi, diabetes, apalagi gaya hidup enggak ada olahraganya serupa sekali, komposisi makanan kita kebanyakan tinggi kolesterol, dibakar, berbagai lemak, pakai santan itu sedikit sejumlah sangat berpengaruh,” katanya.
 
Penyakit pembuluh darah tepi atau arteri perifer memang sebenarnya tidak ada mengancam nyawa seperti penyakit jantung atau stroke yang dimaksud harus ditangani pada hitungan menit, namun kualitas hidup pasien penderita arteri perifer akan sangat berpengaruh oleh sebab itu fungsi organ yang tidak ada baik lagi, seperti kaki.
 
Pasien kebanyakan berubah menjadi tidak ada bisa saja bekerja maksimal, tidaklah dapat berjalan dengan baik yang mana menyebabkan terganggunya kesulitan finansial keluarganya. Keluarga pasien yang digunakan merawatnya juga bisa jadi jadi berubah menjadi beban kemudian tiada bisa saja bekerja oleh sebab itu harus merawat lalu mengurus pasien arteri perifer.
 
Ihza memaparkan selain fungsi organ yang dimaksud tidaklah sempurna penyakit ini juga mampu menyebabkan depresi oleh sebab itu penyembuhan yang digunakan lama kemudian beban menjalani pengobatan, terlebih jikalau harus mendapati kenyataan kakinya harus diamputasi akibat sudah ada tidaklah bisa jadi lagi berjalan.
 
Maka itu Ihza menyarankan pasien dengan penyakit sistemik kronis seperti kencing manis, lipid tinggi, diabetes melitus, juga hipertensi harus segera dikontrol agar tidak ada muncul kesulitan pembuluh darah arteri perifer.

Artikel ini disadur dari Mengenal penyakit arteri perifer dan faktor risikonya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *