Ekonomi Bisnis

APBI Soroti Dinamika kemudian Tantangan Masa Depan Industri Batu Bara

33
×

APBI Soroti Dinamika kemudian Tantangan Masa Depan Industri Batu Bara

Sebarkan artikel ini
APBI Soroti Dinamika kemudian Tantangan Masa Depan Industri Batu Bara

JAKARTA – Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesi ( APBI ) menyoroti dinamika juga tantangan masa depan bidang batu bara dalam berada dalam masa transisi kepemimpinan.

Ketua Umum APBI 2021-2024 Pandu Patria Sjahrir menyoroti bermacam tantangan lapangan usaha pertambangan batu bara yang terjadi selama dekade terakhir mencakup periode tiga kali kepemimpinannya. Dia menekankan isu-isu kritis seperti kewajiban pasokan batu bara di negeri (DMO) dan juga penetapan biaya batu bara yang tersebut ditujukan untuk sektor kelistrikan.

“APBI mencoba hadir di menerima beraneka keluhan kemudian masukan anggota hingga mengkomunikasikan dengan pemerintah, mencari jalan terbaik agar setiap tantangan yang dihadapi dapat teratasi, sambil mengutamakan keinginan nasional juga sosial,” ujar Pandu pada Musyawarah Anggota APBI di dalam Jakarta, Kamis (2/5/2024).

Lebih lanjut, ia menggarisbawahi pentingnya peran legislasi pada mengarahkan industri, khususnya sejak disahkannya Undang-Undang No. 3 Tahun 2020 tentang Mineral lalu Batu Bara yang dimaksud memindahkan sebagian wewenang dari pemerintah tempat ke pemerintah pusat. “Transisi ini tidak ada semata-mata memengaruhi peningkatan keanggotaan asosiasi tetapi juga menyebabkan dinamika regulasi baru bagi industri,” imbuhnya.

Selama masa jabatannya, Pandu mengungkapkan bahwa APBI-ICMA telah terjadi menangani bermacam isu, salah satunya pemenuhan keinginan batu bara pada negeri, royalti, harga jual batu bara acuan, kewajiban penyelenggaraan kapal kemudian asuransi nasional, devisa hasil ekspor, hingga permasalahan ship to ship transaksi di dalam Muara Berau, pengurusan AMDAL, juga masih berbagai lagi.

“Peran asosiasi bukan belaka sebatas penyelesaian masalah, tetapi juga mencakup inisiatif berbagi pengetahuan juga pembentukan pedoman untuk kepentingan bersama,” jelasnya.

Di samping itu, Pandu mengungkapkan bahwa penerapan aspek environmental, social, and governance (ESG) bukan lagi sanggup dipisahkan dari bisnis, terlebih pertambangan batu bara. Penyamaan visi kemudian misi untuk penyelenggaraan tata kelola tambang yang baik dan juga berkelanjutan, juga mengedepankan aspek lingkungan lalu sosial juga terus-menerus digaungkan dan juga bermetamorfosis menjadi kewajiban yang dimaksud harus dilaksanakan seluruh anggota.

“Tak kalah penting pada waktu ini adalah bagaimana asosiasi berperan di menyelaraskan dengan misi pemerintahan Indonesia di era transisi energi kemudian upaya untuk mencapai target net zero emission ke tahun 2060. Transisi energi tidak lagi sebuah wacana namun sudah ada di dalam depan mata,” ujarnya.

Pandu yang sudah pernah mengatur asosiasi ini hampir satu dekade sejak pertama kali terpilih pada tahun 2015, mengutarakan estafet kepemimpinan terhadap Priyadi, yang dimaksud pada waktu ini menjabat Presiden Direktur Adaro Indonesia. Pandu berharap kepengurusan APBI-ICMA ke depan dapat semakin solid di menyelesaikan isu-isu penting yang tersebut muncul juga hadir sebagai wadah komunikasi antar anggota. Tidak hanya saja pengurus namun keterlibatan anggota di memberikan masukan berubah menjadi kunci utama keberhasilan sebuah asosiasi.

Artikel ini disadur dari APBI Soroti Dinamika dan Tantangan Masa Depan Industri Batu Bara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *