JAKARTA – Organisasi biofarmasi global yang digunakan memproduksi vaksin Covid-19, AstraZeneca akhirnya mengakui di dokumen pengadilan terkait efek samping yang tersebut jarang muncul dari vaksin AstraZeneca produksinya.
Vaksin yang mana dikembangkan AstraZeneca sama-sama dengan Universitas Oxford ini dikabarkan sanggup menyebabkan cedera penting di puluhan perkara hingga kematian.
Atas laporan pengadilan tersebut, pihak terkait bisa jadi dikenakan denda hukum senilai jutaan Poundsterling.
Melansir Telegraph, Kamis (2/5/2024), para pengacara berpendapat bahwa vaksin yang disebutkan memunculkan efek samping yang dimaksud berdampak buruk pada beberapa jumlah kecil keluarga.
Kasus pertama diajukan tahun kemudian oleh Jamie Scott, pribadi ayah dua anak, yang dimaksud mengalami cedera otak permanen setelahnya mengalami pembekuan darah dan juga pendarahan pada otak.
Kondisi yang dimaksud membuatnya bukan dapat bekerja kembali pasca menerima vaksin pada April 2021. Bahkan pihak rumah sakit menelpon istrinya tiga kali untuk memberi tahu bahwa suaminya akan meninggal.
Pihak AstraZeneca sempat menentang klaim tersebut, namun pada saat ini mereka telah lama mengakuinya melalui dokumen hukum yang digunakan diserahkan ke Pengadilan Tinggi pada bulan Februari lalu.
Dalam dokumen yang dimaksud tertoreh bahwa vaksin Covid-nya benar dapat menyebabkan Thrombosis with Thrombocytopenia Syndrome (TTS) di persoalan hukum yang mana sangat jarang.
“Diakui bahwa vaksin AZ, di perkara yang dimaksud sangat jarang, dapat menyebabkan TTS. Mekanisme penyebabnya tak diketahui,” tulis laporan tersebut.
Artikel ini disadur dari AstraZeneca Akhirnya Akui Vaksin Covid-19 Produksinya Punya Efek Samping, Bisa Sebabkan Kematian
