Berita

Pakar Wisata UGM Dorong eksekutif Beri Perhatian pada Pemangku Adat Destinasi Spiritual

89
×

Pakar Wisata UGM Dorong eksekutif Beri Perhatian pada Pemangku Adat Destinasi Spiritual

Sebarkan artikel ini
Pakar Wisata UGM Dorong eksekutif Beri Perhatian pada Pemangku Adat Destinasi Spiritual

JAKARTA – Konflik antara pemangku adat atau juru kunci pada destinasi spiritual milik penduduk dengan para pengunjung atau wisatawan telah lama menjadi fenomena umum di Tanah Air seiring maraknya wisata tradisi atau wisata spiritual. Karenanya, pemerintah diminta memberi perhatian untuk para pemangku adat atau juru kunci destinasi-destinasi wisata ‘non man made’ atau destinasi spiritual tersebut.

Pandangan ini disampaikan Guru Besar Perjalanan UGM, Baiquni menanggapi konflik antara turis India serta pemangku adat di dalam Pura Tirta Empul, Bali yang digunakan viral. Turis yang disebutkan bersikeras berdoa ke area terlarang dengan mengabaikan larangan adat.

Baiquni menyarankan pemerintah memberi perhatian pada para pemangku adat yang mana ia sebut sebagai ‘The Masters’ itu. The Masters memegang pengetahuan, tradisi setempat, yang mana musti dihargai sebagaimana akademisi dihargai ke kampus.

“Dunia punya Standar Etika Kepariwisataan Global itu hanya sanggup disosialisasikan ke para ‘The Masters.’ Mustinya ada pertandingan rutin antara pemerintah dan juga para pemangku adat itu untuk meningkatkan pelayanannya, selain tentu semata wisatawannya juga dididik,” kata Baiquni di keterangannya dikutip, Hari Jumat (17/5/2024).

Pemerintah atau bola perniagaan bisa saja membantu para juru kunci untuk memasang tanda do and don’t dalam tempat-tempat destinasi spiritual tersebut. Termasuk membantu sosialisasi terhadap para wisatawan khususnya kalau pada Bali, tentu saja, wisatawan asing.

Baiquni menyatakan mengenai value keberlanjutan lingkungan, penghargaan terhadap adat istiadat juga “The Masters” atau pemangku adat atau juru kunci, pada setiap destinasi Cultural Heritage. Sehingga, menurutnya, isu mengenai pengelolaan yang lebih lanjut profesional seperti yang tersebut tertuang pada Panduan Global Kode Etik Kepariwisataan dapat diimplementasi dalam lapangan.

“Bagaimana kita sebagai host, juru kunci harus bagaimana, wisawatan yang digunakan beda kultur harus bagaimana. Kalau ada konflik harus bagaimana, itu semua saya kira memang benar wajib untuk dikelola juga dimajamen dengan baik dan juga profesional. Ini adalah penting dikarenakan sesungguhnya destinasi-destinasi yang mana kecil-kecil itu kan memang benar peran utamanya ada ke ‘The Masters’ nya,” papar Baiquni.

Sebelumnya, aktivis sosial Bali, Ni Luh Jelantik me-repost unggahan akun Instagram Jeg Bali terkait konflik antara turis India kemudian pemangku adat di dalam Pura Tirta Empul, Bali. Dalam keterangan repost-nya, Ni Luh berharap pemerintah menguatkan desa adat.

“Perkuat desa adat. Lindungi pemangku agar permanen mampu menjaga taksu Bali. Buat bapak India, terimakasih telah terjadi support Bali. Mohon taati aturan di setiap-tiap desa. Matur suksma.’

Kasus sama berlangsung dalam Makam Raja-raja Kraton Jogja serta Solo di Imogiri, dalam mana guide wisata mengeluhkan tarif yang digunakan dianggap tidaklah wajar.

Artikel ini disadur dari Pakar Pariwisata UGM Dorong Pemerintah Beri Perhatian pada Pemangku Adat Destinasi Spiritual

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *