JAKARTA – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) ke Tanah Air semakin meningkat dari waktu ke waktu. Terbaru, Kementerian Bidang Kesehatan melaporkan total tindakan hukum DBD ke pertengahan April 2024 mencapai 76.132 kasus.
Praktisi Kesehatan, Profesor Zubairi Djoerban mengutarakan bahwa penyakit DBD disebabkan oleh infeksi virus dengue. Meski begitu, tidaklah semua gigitan nyamuk aedes aegypti mampu menyebabkan sakit DBD.
Hal ini akibat cuma nyamuk aedes aegypti yang digunakan terinfeksi dengue cuma yang tersebut bisa jadi menularkan virus yang dimaksud melalui gigitannya ke lapisan kulit manusia.
“Nah virus dengue ini ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti yang tersebut terinfeksi dengue. Jadi kalau nyamuknya tiada mengandung virus dengue, ya bukan menularkan,” kata Prof. Zubairi, dikutipkan dari akun X @profesorzubairi, Kamis (2/5/2024).
Prof. Zubairi pun mengimbau warga untuk lebih banyak berhati-hati dengan gigitan nyamuk aedes aegypti yang digunakan mengakibatkan virus dengue. Salah satu cara yang dimaksud bisa jadi dijalankan yaitu dengan menghindari adanya genangan air.
“Jadi untuk upaya pencegahan itu, jangan lupa mengosongkan air yang tersebut tergenang, harus segera dibersihkan ya,” ujarnya.
Selain itu, jentik-jentik nyamuk juga bisa jadi dibasmi menggunakan obat anti larva seperti abate, fogging, ataupun semprotan khusus nyamuk yang digunakan dijual di dalam pasaran.
Prof. Zubairi menyatakan bahwa peluncuran nyamuk wolbachia juga sanggup membantu menurunkan bilangan bulat infeksi DBD. Akan tetapi ia menjelaskan bahwa vaksin juga berperan penting untuk melindungi tubuh dari virus dengue.
Menurut Prof. Zubairi, rakyat yang digunakan ingin mendapatkan vaksin khusus dengue busa melakukan pemeriksaan kesejahteraan lalu jenis vaksin terlebih dahulu dalam prasarana kesejahteraan terdekat.
Artikel ini disadur dari Penyakit DBD Tembus 76 Ribu Kasus, Masyarakat Diimbau Vaksin Dengue
