TOKYO – Jumlah rata-rata bulanan kecelakaan yang mana melibatkan skuter listrik meningkat enam kali lipat di Jepun pasca negara yang disebutkan mengizinkan pengguna mengendarainya tanpa SIM mulai Juli 2023, menurut data Badan Kepolisian Nasional.
Pakar setelah itu lintas sudah memberi peringatan risiko kecelakaan fatal seiring dengan meningkatnya pengguna skuter juga rendahnya kesadaran masyarakat terhadap peraturan kemudian lintas terkait dengan bentuk transportasi baru ini, kantor berita Kyodo melaporkan.
Dalam enam bulan sejak Juli lalu, tercatat 85 kecelakaan sesudah itu lintas yang digunakan melibatkan skuter listrik serta mengakibatkan 86 pemukim luka-luka.
Jumlah ini hampir menyamai jumlah keseluruhan kecelakaan yang mana tercatat di kurun waktu tiga tahun lima bulan sejak diperoleh data pembanding pada Januari 2020 yang digunakan mencatat 88 kecelakaan juga 91 luka-luka.
Berdasarkan revisi undang-undang berikutnya lintas, pengguna skuter listrik dengan kecepatan maksimal 20 kilometer per jam (kmh) tidak ada memerlukan SIM namun remaja dalam bawah usia 16 tahun dilarang mengendarainya.
Berdasarkan undang-undang baru, skuter listrik yang diklasifikasikan sebagai sepeda gowes motor kecil harus miliki panjang 190 sentimeter (cm) atau kurang lalu lebar 60cm atau kurang dengan lampu hijau di bagian depan kemudian belakang.
Ini digunakan di jalan raya tetapi juga dapat digunakan ke trotoar dengan kecepatan enam km/jam atau kurang dengan lampu hijau berkedip.
Sebelumnya, skuter listrik tergolong mirip dengan moped dengan ukuran mesin 50 cm kubik kemudian pengendaranya harus memiliki Surat Izin Mengemudi, memakai helm, dan juga mendaftarkan kendaraannya kemudian dilengkapi pelat nomor.
Artikel ini disadur dari Pemerintah Jepang Cemas Gara-gara Pengguna Skuter Listrik Meningkat
